deeres
11:15 PM
0 Comments
MIKROBIOLOGI DASAR
MORFOLOGI
BAKTERI
Disusun oleh:
Dila Puspitasari 16.0625.0803.03
Dinda Retno Sya’bani 16.0626.0804.03
Gusti Ayu Komang T.A. 16.0634.0812.03
Jemi Lahang 16.0638.0816.03
PROGRAM STUDI D-III
ANALIS KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN
WIYATA HUSADA SAMARINDA
2016/2017
Kata pengantar
Puji syukur kita panjatkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnya maka
penulis telah menyelesaikan sebuah karya tulis ini tepat waktu. Berikut ini
penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Morfologi Bakteri”. Dalam
pembahasannya, karya tulis ini mengangkat tentang unsur-unsur manusia, hakekat
manusia, kepribadian bangsa timur, pengertian kebudayaan, unsur-unsur
kebudayaan, wujud kebudayaan, orieantasi nilai budaya, perubahan kebudayaan,
kaitan manusia dan kebudayaan.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta dan memohon maaf
bilamana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang penulis buat
kurang tepat. Dengan ini penulis ingin mempersembahkan makalah ini dengan penuh
rasa hormat dan terima kasih
Samarinda, 16 Maret 2017
Penulis
Daftar Isi
Kata
Pengantar.............................................................................................. 2
BAB 1: Pendahuluan
A. Latar
Belakang................................................................................... 4
B. Rumusan
masalah.............................................................................. 5
C. Tujuan................................................................................................ 5
BAB 2: Pembahasan
A. Sejarah
bakteri................................................................................... 6
B. Definisi
bakteri.................................................................................. 6
C. Morfologi
bakteri............................................................................... 6
1. Morfologi
Makroskopik............................................................... 7
2. Morfologi
Mikroskopik................................................................ 7
D. Bentuk
Bakteri................................................................................... 7
1. Bakteri
Berbentuk Bulat.............................................................. 7
2. Bakteri
Berbentuk Batang........................................................... 8
3. Bakteri
Berbentuk Melilit............................................................ 8
E. Ukuran
bakteri................................................................................... 9
F. Struktur
bakteri.................................................................................. 9
G. Susunan
kimia bakteri........................................................................ 10
BAB 3: Penutup
A. Kesimpulan........................................................................................ 11
B. Saran.................................................................................................. 11
Daftar
Pustaka.............................................................................................. 12
BAB 1
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Pengetahuan mengenai morfolgi dan
struktur halus bakteri diperoleh dalam dua kurun waktu yang berbeda. Pengamatan
pengamatan yang dibuat oleh leeuwenhoek dengan mikroskopnya yang sederhana
menampakkan penampilan kasar mikroorganisme, termasuk bakteri. Bakteri adalah
makhluk hidup yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop yang
termasuk dalam golongan prokariota yang strukturnya lebih sederhana dari
eukariota kecuali bahwa struktur dinding sel prokariota lebih kompleks dari
eukariota. Untuk menyelidiki ukuran bakteri, dalam pemeriksaan mikrobiologis
biasanya digunakan satuan micron (diberi
symbol 0,5-2 µ m), seperti misalnya pada pengukuran virus. Gambar-gambarnya
yang telah dibuatnya dengan hati-hati mengenai apa yang kini kita kenal sebagai
bakteri menampakkan bentuk-bentuk sel yang bundar, seperti batang, atau spiral.
Pada awal tahun 1940-an mikroskop
electron menjadi tersedia sebagai alat laboratorium bagi para ahli
mikrobiologi. Resolusi yang jauh lebih tinggi yang dapat diperoleh dengn alat
baru ini, bersama dengan metode-metode baru penyiapan specimen, telah
memungkinkan untuk mengenali bagian bagian structural sebuah sel. Seperti halnya
berbagai jenis tumbuhan dan binatang memiliki bentuk atau morfologi yang
beragam demikian pula dengan bakteri, baik secara makroskofis maupun
mikroskopis.
Dalam makalah ini kita akan mulai
dengan suatu uraian mengenai morfologi kasar bakteri, diikuti dengan pencirian
struktur halusnya. Pengetahuan mengenai sifat-sifat bakteri ini tidak hanya
membantu identifikasi spesies, tetapi juga memberikan keterangan yang tak
ternilai bagi banyak aspek lain mengenai penelaahan, penggunaan, dan
pengendalian mikroorganisme.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
sejarah bakteri?
2. Apa
itu bakteri?
3. Apa
itu morfologi Bakteri?
4. Bagaimana
bentuk, ukuran maupun struktur dari bakteri?
5. Apa
saja susunan kimia bakteri?
C. Tujuan
1. Mengetahui
Sejarah dari bakteri
2. Mengerti
dan mengetahui definisi bakteri
3. Menjelaskan
bagaimana morfologi Bakteri
4. Memberikan
pemahaman tentang bagaimana bentuk, ukuran, maupun structur dari bakteri
5. Mengetahui
susunan kimia yan membentuk bakteri
BAB
2
Pembahasan
A. Sejarah
Bakteri
Bakteri pertama
ditemukan oleh Anthony Van Leeuwenhoek pada 1674 dengan menggunakan mikroskop
buatannya sendiri. Istilah Bacterium diperkenalkan di kemudian hari oleh
Ehrenberg pada tahun 1828, diambil dari kata Yunani yang memiliki arti “small stick”.
B.
Definisi Bakteri
Bakteri adalah makhluk hidup yang
sangat kecil dan dapat dilihat dengan mikroskop. Untuk menyelidiki ukuran
bakteri, dalam pemeriksaan mikrobiologis biasanya digunakan satuan micron ( diberi simbol huruf
m), seperti misalnya pada pengukuran virus.
Bakteri yang biasa diteiti di
laboratorium kebanyakan berukuran antara 0,5-2
m
lebarnya dan 1-5
mnpanjangnya. Dahulu, pengukuran ini dilakukan
dengan jalan membandingkan ukuran butir darah merah, yang pada waktu itu sudah
diketahui besarnya. Sekarang pengkuran yang lebih tepat dilakukan dengan alat micrometer yang diletakkan pada lensa okuler, dan skala
yang terdapat micrometer ini dibandingkan dengan mikrometer yang diletakkan
pada objek (stage mikrometer). Disamping itu, bidang penglihatan dapat ditaksir
dari pembesaran yang diperoleh dari mikroskop yang digunakan.
C.
Morfologi Bakteri
Secara harafiah, morfologi berarti 'pengetahuan
tentang bentuk' (morphos). Morfologi dalam cabang ilmu biologi adalah
ilmu tentang bentuk organisme, terutama hewan dan tumbuhan dan mencakup bagian-bagiannya.
Morfologi bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Morfologi
makroskopik (Kolonial morfologi)
Karakteristik
koloni : pengamatan pada plate agar
Colony's
Shape, Ukuran, Edge / Margin, Chromogenesis / pigmentasi, Opacity, Ketinggian,
Permukaan, Konsistensi, Emulsifiability, Bau
2. Morfologi mikroskopis (Seluler
morfologi)
Struktur
sel bakteri : pengamatan di bawah mikroskop
Dinding
sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan, kapsul,
flagelum, pilus(pili), klorosom, Vakuola gas dan endospora.
D.
Bentuk Bakteri
Bentuk bakteri bermacam-macam, yaitu
sebagai berikut.
1. Bakteri
berbentuk bulat atau bola dinamakan kokus
(cocus); dapat dibedakan atas :
a.
Monokokus,
yatu bakteri berbentuk bola tunggal, misalnya Neisseria gonorrhoeae, penyebab penyakit kencing nanah.
b.
Diplokokus,
yaitu
bakteri berbentuk bola yang bergandengan dua-dua, misalnya. Diplokokus pneumonie, penyebab penyakit pneumonia atau radang
paru-paru.
c.
Sarkina, yaitu
bakteri berbentuk bola yang berkelompok empat-empat, sehingga bentuknya mirip
kubus.
d.
Streptokokus,
yaitu
bakteri bentuk bola yang berkelompok memanjang membentuk rantai.
e.
Stafilokokus,
yaitu
bakteri berbentuk bola yang berkoloni membentuk sekelompok sel tidak teratur,
sehingga bentuknya mirip buah anggur.
2. Bakteri
Berbentuk Batang
Bakteri
berbentuk batang di namakan Basilus
(bacillus yang berarti batang). Bentuk basilus
dapat pula dibedakan atas:
a.
Basi tunggal,
yaitu bakteri yang hanya berbentuk satu batang tunggal misalnya salmonella typhi, penyebab penyakit
tifus.
b. Diplobasil, yaitu
bakteri yang berbentuk batang yang bergandengan dua-dua.
c. Streptobasil,
yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan memanjang membentuk rantai
misalnya bacillus anthracis penyebab
penyakit antraks.
3. Bakteri
Berbentuk Melilit
a. Spiral,
yaitu golongan bakteri yang bentuknya seperti spiral, misalnya spirillum. Sel tubuhnya umumnya kaku.
b. Vibrio atau
bentuk koma yang dianggap sebagai bentuk spiral tak sempurna, misalnya vibrio cholera penyebab penyakit kolera.
c. Spirochaeta (baca:
spiroseta), yaitu golongan bakteri berbentuk spiral yang bersifat lentur. Pada
saat bergerak tubuhnya dapat memanjang dan mengerut.
E. Ukuran
Bakteri
Ukuran bakteri tergantung pada spesies dan fase pertumbuhan.
Ukuran bakteri ada yang sangat kecil sehingga sukar diamati dengan mikroskop
biasa. Ukuran bakteri dinyatakan dengan satuan micron (micron = 0,001 mm).
Pengukuran besarnya bakteri dapat dilakukan dengan okuler micrometer dan
obyektif micrometer. Sebagai contoh adanya variasi ukuran bakteri dapat dilihat
pada daftar berikut :
NO
|
NAMA BAKTERI
|
GARIS TENGAH (µ)
|
PANJANG (µ)
|
1
|
Eschericia coli
|
0,5
|
1,0
- 3,0
|
2
|
Proteus vulgaris
|
0,5
- 1
|
1,0
- 3,0
|
3
|
Salmonella thyposae
|
0,6
- 0,7
|
2,0
- 3,0
|
4
|
Streptococcus lactis
|
0,5
- 1
|
|
5
|
Staphyllococcus aureus
|
0,8
- 1
|
|
6
|
Bacillus subtrilis
|
0,7
- 0,8
|
0,5
- 6,0
|
7
|
Bacillus anthracis
|
1
- 1,3
|
3,0
- 10,0
|
1. Bentuk
basil : lebar 0,3 - 1µ, panjang
1,5 – 4, kadang – kadang sampai 8µ
2. Bentuk
coccus : ukuran tengah
rata-ratanya
3. Bentuk
spiril : 1µ lebar 0,5µ -
1µ, panjang 2 – 5, kadang – kadang sampai 10µ
4. Bentuk
vibrio : lebar o,5µ panjang
sampai 3µ
5. Bentuk
spirochete : lebar 0,2 – 0,7µ panjang
5 - 10µ
F.
Struktur Bakteri
Bakteri
adalah makhluk bersel tunggal, meskipun dapat berpasang –pasangan dan tiap sel
hidup sendiri – sendiri. Sel tersebut merupakan sitoplasma yang nampak
berdinding tegas akan tetapi inti sel tidak jelas nampak. Bakteri terlaku kecil
untuk mengatur inti sel, bila dibandingkan dengan protozoa. Kadang beberapa
bakteri terlihat seperti butir butir kecil yang terebar di dalam sitoplasma.
Ada
pula bakteri yang afak berbentuk batang dan pada kedua ujung dari sel terdapat
titik yang agak besar. Akan tetapi titik titik itu bukanlah inti sel. Selain
itu, pada bakteri terdapat bulu. Bulu-bulu ini berguna untuk bergerak (bulu
getar). Selanjutnya ada pula yang telihat berselubung sebagai pembungkus
(kapsul).
G.
Susunan Kimia Bakteri
Susunan
kimia bakteri terdiri atas:
1. 85%
air
2. Zat
hidrat arang
3. Protein
4. Lemak
5. Garam-garaman:
Na, K, Ca, Mg, Fe, Zn, P, dan sebagainya
6. Enzim
atau fermen
7. Vitamin
Bab 3
Penutup
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas,maka dapat
ditarik kesimpulan :
Bakteri
merupakan organisme yang berukuran sangat kecil, dengan ukuran 0,5-5 μm, tetapi
ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm.
Bagian
tubuh bakteri pada umumnya dapat dibagi atas 3 bagian yaitu dinding sel, protoplasma
dan bagian yang terdapat di luar dinding sel.
Pengelompokkan bakteri dibedakan
berdasarkan bentuk tubuh, letak dan jumlah alat gerak, kebutuhan akan oksigen
serta berdasarkan pewarnaan pada gram (strain). Perbedaan yang paling mendasar
antara Bakteri Gram – Positif dan Bakteri Gram – Negatif adalah dari komponen
penyusun dinding sel.
B.
Saran
Sebagai mahasiswa/i kita dituntut untuk lebih mandiri dan aktif
mencari ilmu maupun informasi yang berguna bagi diri, oleh karna itu marilah
kita sebagai mahasiswa lebih aktif dalam menambah wawasan kita salah satunya
dalam morfologi bakteri.
Daftar Pustaka
Adam, Syamsunir (1992), Dasar – dasar mikrobiologi dan parasitologi untuk perawat. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Alexander, M. (1977) , introduction to Soil Microbiologi. Wiley,
New York.
Ernest Jawetz, M.D., Ph.D (1986) mikrobiogi untuk Profesi Kesehatan.
Imam supardi, Dr., Dkk (1986) mikrobiologi umum. Laboratorium
Mkrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung,Indonesia
Ludfi Santoso, Dr. M.Sc. D.T.M
& H. (1999) mikrobiologi umum. Unicversitas Diponegoro, Semarang, Indonesia