DAFTAR ISI
Daftar isi....................................................................................................... 55
BAB I : Pendahuluan
A.
Latar
belakang................................................................................... 56
B.
Tujuan................................................................................................ 57
BAB II : Tinjauan Pustaka
A.
Dasar
teori......................................................................................... 58
BAB III : Metode Kerja
A.
Waktu
& Tempat................................................................................ 64
B.
Alat
& Bahan...................................................................................... 64
C.
Prinsip
Kerja....................................................................................... 64
D.
Cara
kerja.......................................................................................... 64
E.
Interpretasi
Hasil................................................................................ 65
BAB IV : Hasil & Pembahasan
A.
Hasil................................................................................................... 66
B.
Pembahasan...................................................................................... 66
BAB V : Penutup
A.
Kesimpulan........................................................................................ 68
B.
Saran................................................................................................. 68
Daftar Pustaka............................................................................................... 69
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu teknik
pewarnaan yang paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi
bakteri. Dalam proses ini, olesan bakteri yang sudah terfiksasi dikenai
larutan-larutan berikut : zat pewarna kristal violet, larutan yodium, larutan
alkohol (bahan pemucat), dan zat pewarna tandingannya berupa zat warna safranin
atau air fuchsin. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark
Hans Christian Gram (1853 –1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884
untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.
Bakteri yang terwarnai dengan metode ini dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif. Bakteri Gram
positif akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan karenanya akan
tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram negatif akan
kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci dengan alkohol, dan
sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat pewarna air fuchsin
atau safranin akan tampak berwarna merah. Perbedaan warna ini disebabkan oleh
perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya.
Pewarnaan diferensial memerlukan penggunaan sedikitnya
tiga pereaksik imia yang diberikan secara bertahap pada apusan yang telah
difiksasi dengan pemanasan Pereaksi pertama disebut pewarna primer. Fungsi
pewarna primer adalah untuk memberikan warna kepada semua sel. Untuk
menghasilkan komponen warna, pereaksi kedua yang digunakan yaitu senyawa
pemuat. Berdasarkan komposisi kimia komponen komponen sel, senyawa pemuat
(decolarz'zing agent) dapat atau tidak dapat menghilangkan warna primer dari
keseluruhan sei atau hanya dari Struktur Struktur sel tertentu. Pereaksi
terakhir, pewarna tandingan, memiliki warna pengontras terhadap pewarna primer.
Setelah pemucatan warna, jika pewarna primer tidak terbilas, pewarna tandingan
tidak dapat diserap dan sel atau komponennya akan mempertahankan warna dari
pewarna primer. jika pewarna primer hilang, komponen sel yang tidak berwarna
tersebut akan menerima dan mengambil warna pengontras dari pewarna. 'tandingan.
Dengan cara ini, tipe-tipe sel atau struktur strukturnya dapat dibedakan satu
sama lain berdasarkan pada pewarnan yang dipertahankannya. Pewarnaan
diferensial yang paling penting yang digunakan pada bakteriologi yaitu
pewarnaan Gram, diambil dari nama Dr. Hans Chrisrian Gram. Pewarnaan itu
membagi sel sel bakteri ke dalam dua keiompok utama, Gram positif dan Grain negatif
yang menjadikan nya sebagai suatu alat yang penting untuk kiasilikasi dan diferensias
mikroorganisme Reaksi pewarnaanGram didasarkan pada perbedaan komposisi kimiawi
dinding sel bakteri.
Sel-sel Gram positif memiliki lapisan peptidoglikan yang
tebal, sedangkan lapisan peptidoglikan pada sel sel Gram negatif jauh lebih
tipis dan dikelilingi oleh lapisan yang mengandung lemak di bagian
luarnya. Peptidoglikan sebagian besar
merupakan suatu polisakatida yang terdiri dari dua subunit kimia yang
ditemukanhanya pada dinding sel bakteri. Subunit subunit tersebut yaitu N - asetilglukosamin
dan asam N - asetilmuramat.
Pada beberapa organisme, saat lapisan lapisan
peptidoglikan. yang berdekatan terbentuk, lapisan – lapisan tersebut ditaut silang
dengan rantai peptida pendek oleh suatu enzim transpeptidase, yang menghasilkan
bentuk dan kekakuan dinding sel. Pada bakteri Gram negatif dan beberapa bakteri
Gram - positif seperti Bacillus, tautan silang lapisan peptidoglikan bersifat
langsung karenabakteri - bakteri tersebut tidak memiliki ekor peptida yang
pendek. Percobaan percobaan yang telah dilakukan sebelumnya telah menunjukkan
bahwa jika sel Gram positif dihilangkan dinding selnya melalui kerja lisozim
atau penisilin, sel Gram positif akan berwarna seperti Gram negatif. Pewarnaan
Gram menggunakan empat pereaksi yang berbeda.
B.
Tujuan
Untuk
mengetahui bentuk (morfologi) bakteri serta untuk mengetahui bentuk (morfologi)
bakteri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar
teori
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi,
struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang
hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri
tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri
sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau
pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya
yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan Mikroorganisme
sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak mengadsorpsi ataupun
membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk
mewarnai mikroorganisme ataupun latar belakangnya.
Zat warna mengadsorpsi dan membiaskan cahaya sehingga
kontras mikroorganisme disekelilingya ditingkatkan. Penggunaan zat warna
memungkinkan pengamatan struktur sel seperti spora dan bahan infeksi yang
mengandung zat pati dan granula fosfat. Pewarnaan yang digunakan untuk melihat
salah satu struktur sel disebut pewarnaan khusus. Sedangkan pewarnaan yang
digunakan untuk memilahkan mikroorganisme disebut pewarnaan diferensial yang
memilahkan bakteri menjadi kelompok gram positif dan gram negatif. Pewarnaan
diferensial lainnya ialah pewarnaan ziehl neelsen yang memilihkan bakterinya
menjadi kelompok-kelompok tahan asam dan tidak tahan asam (Dwidjoseputro.1998).
Pengenalan bentuk mikroba (morfologi), kecuali mikroalgae
harus dilakukan pewarnaan terlebih dahulu agar dapat diamati dengan jelas
(Hadiutomo. 1990). Pada umumnya bakteri bersifat tembus cahaya, hal ini
disebabkan karena banyak bakteri yang tidak mempunyai zat warna (Waluyo, 2004).
Tujuan dari pewarnaan adalah untuk mempermudah pengamatan bentuk sel bakteri,
memperluas ukuran jazad, mengamati struktur dalam dan luar sel bakteri, dan
melihat reaksi jazad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat fisik atau
kimia jazad dapat diketahui (Hadiutomo. 1990).
Ada 5 Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh
Christian Gram pada tahun 1884. Dengan metode ini. Bakteri dapat dikelompokkan
menjadi dua yatu, bakteri gram positif dan bakteri gram negative. Yang
didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau
sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya sehingga
pengecatan gram tidak bias dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai
dinding sel seperti Mycoplasma sp (Waluyo, 2004). Berhasil tidaknya suatu
pewarnaan sangat ditentukan oleh waktu pemberian warna dan umur biakan yang
diwarnai (umur biakan yang baik adalah 24 jam).
Umumnya zat warna yang digunakan adalah garam - garam
yang dibangun oleh ion - ion yang bermuatan positif dan negatif dimana salah
satu ion tersebut berwarna. Zat warna dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat
pewarna yang bersifat asam dan basa. Jika ion yang mengandung warna adalah ion
positif maka zat warna tersebut disebut pewarna basa. Dan bila ion yang
mengandung warna adalah ion negatif maka zat warna tersebut disebut pewarna
negatif (Hadiutomo. 1990). Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan bersifat
basa dan asam. Pada zat warna basa bagian yang berperan dalam memberikan warna
disebut disebut kromofor dan memiliki muatan positif. Sebaliknya, pada zat
warna asam bagian yang berperan memberikan zat warna mempunyai muatan negatif zat
warna basa lebih banyak digunakan karena muatan negatif banyak ditemukan
didinding sel, membran sel dan sitoplasmasewaktu proses pewarnaan muatan
positif pada zat warna basa akan berkaitan dengan muatan negatif dalam sel,
sehingga mikroorganisme lebih jelas terlihat (Dwidjoseputro.1998).
Zat warna asam yang bermuatan negative lazimnya tidak
digunakan untu mewarnai mikroorganisme, namun biasanya dimanfaatkan untuk
mewarnai latar belakang sediaan pewarnaan. Zat warna asam yang bermuatan
negative ini tidak berkaitan dengan muatan negative yang terdapat pada struktur
sel. Kadangkala zat warna negative digunakan untuk mewarnai bagian sel yang
bermuatan positif, perlu diperhatikan bahwa muatan dan daya ikat zat warna
terhadap struktur sel dapat berubah berganting pada pH sekitarnya sewaktu
proses pewarnaan (Dwidjoseputro, 2005)
Prosedur pewarnaan yang menghasilkan pewarnaan
mikroorganisme disebut pewarnaan positif dalam prosedur pewarnaan ini dapat
digunakan zat warna basa yang yang bermuatan positif maupun zat warna asam yang
bermuatan negatif. Sebaliknya pada pewarnaan negatif latar belakang
disekeliling mikroorganisme diwarnai untuk meningkatkan kontras dengan
mikroorganisme yang tak berwarna. Pewarnaan mencakup penyiapan mikroorganisme
dengan melakukan preparat ulas (Dwidjoseputro.1998) Sebelum dilakukan pewarnaan
dibuat ulasan bakteri di atas kaca objek. Ulasan ini kemudian difiksasi. Jumlah
bakteri yang terdapat pada ulasan haruslah cukup banyak sehingga dapat terlihat
bentuk dan penataanya sewaktu diamati.
Kesalahan yang sering kali dibuat adalah menggunakan
suspensi bakteri yang terlalu padat terutama bila suspensi tersebut berasal
adari bukan media padat. Sebaliknya pada suatu suspensi bakteri bila terlalu
encer, maka akan diperoleh kesulitan sewaktu mencari bakteri pada preparatnya
(Sutedjo.1991). Untuk pewarnaan yang mengamati morfologi sel mikroorganisme
maka seringkali setelah pembuatan preparat ulas dilakukan fiksasi diikuti oleh
pewarnaan. Fiksasi dapat dilakukan dengan cara melewatkan preparat diatas api
atau merendamnya dengan metanol. Fiksasi digunakan untuk :
1. Mengamati bakteri oleh karena sel
bakteri lebih jelas terlihat setelah diwarnai.
2. Melekatkan bakteri pada glass objek
3. Mematikan bakteri Pada pewarnaan
sederhana hanya digunakan satu macam zat warna untuk meningkatkan kontras
antara mikroorganisme dan sekelilingnya
Lazim,
prosedur pewarnaan ini menggunakan zat warna basa seperti seperti crystal
violet, biru metilen, karbol fuchsin basa, safranin atau hijau malakit. Kadang
kala digunakan zat warna negatif untuk pewarnaan sederhana : zat warna asam
yang sering digunakan adalah nigrosin dan merah kongo (Lay.1994). Prosedur
Pewarnaan sederhana mudah dan cepat, sehingga pewarnaan ini sering digunakan untuk
melihat bentuk ukuran dan penataan pada mikoorganisme bakteri pada bakteri
dikenal bentu yang bulat (coccus), batang 7 (basil), dan spiral. Dengan
pewarnaan sederhana dapat juga terlihat penataan bakteri. Pada coccus dapat
terlihat pewarnaan seperti rantai (stertococcus), buah anggur ( stafilococcus),
pasangan (diplococcus), bentuk kubus yang terdiri dari 4 atau 8 (saranae) .
Beberapa
mikroba sulit diwarnai dengan zat warna yang bersifat basa, tetapi mudah
dilihat dengan pewarnaan negatif, pada metode ini mikroba dicampur dengan tinta
cina atau nigrosin, kemudian digesekkan diatas kaca objek. Zat warna tidak akan
mewarnai bakteri, akan tetapi mewarnai lingkungan sekitar bakteri. Dengan
mikroskop mikroba akan terlihat tidak berwarna dengan latar belakang hitam .
Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh seorang ahli bioteknologi dari
Denmark yang bernama Christian Gram pada tahun 1884. Menemukan metode pewarnaan
secara tidak sengaja. Dengan metode ini. Bakteri dapat dikelompokkan menjadi
dua yatu, bakteri gram positif dan bakteri gram negative. Yang didasarkan dari
reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri
tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya sehingga pengecatan gram
tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel
seperti Mycoplasma sp.
Pewarnaan gram
merupakan pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak digunakan
dalam laboratorium mikrobiologi. Pewarnaan itu merupakan tahap penting dalam
pencirian dan identifikasi bakteri . Pewarnaan gram memberikan hasil yang baik,
bila digunakan biakan segar yang berumur 24-48 jam. Bila digunakan biakan tua,
terdapat kemungkinan penyimpanan hasil pewarnaan gram. Pada biakan tua, banyak
sel mengalami kerusakan pada dinding-dinding selnya. Kerusakan pada dinding sel
ini menyebabkan zat warna dapat keluar sewaktu dicuci dengan lartan pemucat.
Ini berarti bahwa bakteri gram positif dengan dinding sel yang rusak tidak lagi
dapat memertahankan crystal violet sehingga terlihat sebagai bakteri gram
negatif (Lay,1994) 8 Ciri-ciri gram negative: - Struktur dinding selnya tipis,
sekitar 10-45mm, berlapis tiga atau multi layer - Dinding slnya mengandung
lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat dalam lapisan kaku, sebelah
dalam dengan jumlah sedikit 10% dari berat kering, tidak mengandung asam
laktat. - Kurang rentan terhadap senyawa penisilin. - Tidak resisten terhadap
gangguan fisik Ciri-ciri bakteri gram positif: - Struktur dindingnya tebal -
Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal - Bersifat lebih rentan
terhadap senyawa penisilin - Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat
warna seperti ungu Kristal - Komposisi yang dibutuhkan lebih rumit - Lebih
resisten terhadap gangguan fisik.
Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap,
yaitu:
1. Pemberian cat warna utama (cairan
Kristal violet) berwarna ungu
2. Pengintensifan cat warna dengan
penambahan larutan mordan
3. Pencucian (dekolarisasi) dengan
larutan alcohol asam
4. Pemberian cat lawan yaitu cat warna
safranin Banyak seenyawa organic berwarna (zat warna) digunakan untuk mewarnai
mikroorganisme untuk pemeriksaan mikroskopis dan telah dikembangkan prosedur
pewarnaan gram untuk :
a.
Mengamati
dengan baik morfologi mikroorganisme secara kasar - Mengidentifikasi
bagian-bagian structural sel mikroorganisme
b.
Membantu
mengidentifikasi atau membedakan organisme yang serupa Pewarnan gram atau
metode gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri
menjadi dua kelompok besar, yaitu gram positif dan gram negative, berdasarkan
sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. metode tersebut diberi nama
berdasarkan penemunya imuan Denmark Hans Christian Gram (1853 – 1938) yang
mengembangkan teknik tersebut pada tahun 1884 untuk membedakan antara
Pneumococcus dan bakteri Klebsiella Pneumonia (Karmana, 2008) .
Prosedur pewarnaan yang menghasilkan pewarnaan
mikroorganisme disebut pewarnaan positif dalam prosedur pewarnaan ini dapat digunakan
zat warna basa yang bermuatan positif maupun zat warna asam yang bermuatan
negative. Sebalinya pada pewarnaan negated latar belakang disekeliling
mikroorganisme diwarnai untuk meningkatkan kontraks dengan mikroorganisme yang
tak berwarna. Pewarnaan mencakup penyapan mikroorganisme dengan melakukan
preparat ulas (Dwidjoseputro, 2005).
Pewarnaan gram dilakukan bertujuan sama dengan uji gram
yaitu untuk membedakan bakteri apakah gram gram positif atau gram negate,
bakteri dicampur dengan tetasan air steril pada gelas objek, kemudian
disebarkan ditengah gelas objek sehingga membetuk lapisan tipis dan difiksasi.
Dengan Kristal violet olehan bakteri digenangi selama 2 menit, lalu dicuci
dengan air mengalir dan dikering anginkan. Diberi yodium selama 2 menit dicuci
dengan air mengalir dan dikering anginkan. Selanjutnya diberi larutan pemucat
yaitu alcohol 95% tetes demi tetes sampai zat warna ungu tidak terlihat lagi,
lalu dicuci pada air mengalir dan dikering anginkan. Kemudian digenangi lagi
dengan safranin selama 30 detik, lalu dicuci dan dibiarkan kering di udara.
Warna merah pada olesan bakteri menunjukan bakteri gramnegatif dan jika warna
ungu menunjukan bakteri gram positif (Pelczar,2007).
Dalam taksonomi mikroba alat yang paling ampuh digunakan
yaitu pewarnaan gram (Gram Stain), yang dapat digunakan untuk memisahkan
anggota-anggota dominan bakteria kedalam dua kelompok berdasarkan perbedaan
dinding selnya. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang lebih sederhana
dengan jumlah peptidoglikan yang relative banyak. Dinding sel bakteri
gram-negatif memilik peptidoglikan yang lebih sedikit dan secara structural
lebih kompleks.
Membran bagian luar pada dinding sel gram negative
mengandung lipopolisakarida yaitu karbohidrat yang terikat dengan lipid. Diantara
bakteri patogen yang menyebabkan penyakit, spesies gram negatif umumnya lebih
berbahaya dibandingkan dengan spesies gram positif. Lipopolisakarida yang
terdapat pada dinding sel bakteri gram negatif sering bersifat toksik (racun),
dan membrane bagian luar membantu melindungi bakteri gram negatif patogen
melawan sistem pertahanan inangnya. Lebih jauh, bakteri gram negatif umumnya
lebih resisten terhadap antibiotik dibandingkan dengan gram positif karena
membran bagian luar itu menghalangi masuknya obat-obatan (Campbell,2003).
BAB III
METODE KERJA
A. Waktu
dan tempat
Praktikum
mikrobiologi mengenai pewarnaan gram yang dilaksanakan pada hari Rabu,07
Febuari 2018 bertempat di Laboratorium gedung A Stikes Wiyata Husada Samarinda.
B. Alat
dan Bahan
Alat:
1. Kaca objek
2. Jarum Ose
3. Api Bunsen
Bahan:
1. Kristal violet/gentian violet
2. Lugol
3. Alkohol
4. Safranin
C. Prosedur
Kerja
Saat
bakteri diwarnai dengan zat pewarna primer (crystal violet), bakteri gram +
akan menyerap zat warna tersebut sehingga berwarna ungu. Sedangkan bakteri gram
negative akan melepas zat warna (crystal violet) setelah dicuci dengan alcohol
dan kemudian akan menyerap zat warna terakhir yang diberikan yaitu safranin
atau fuchsin sehingga berwarna merah.
D. Cara
Kerja
1. Ambil kaca benda,bersihkan permukaan
nyaa dengan tissue alcohol dan bagian atas dua bagian dan beri tanda A dan B
2. Buat dua tetesan NaCl 0,9% steril di
atas masing-masing tanda A dan B dengan menggunakan jarum ose.
3. Buat suspense bakteri dari biakan
miring sesuai dengan kode huruf yang tertera,ratakan hingga tipis menggnakan
ose .keringkan prparat pada suhu kamar.
4. Kemudikan fiksasi dengan cara
melewatkan kaca benda di atas lampu spiritus sebanyak 3 kali.
5. Letakkan kaca benda di atas rak
pewarna,tuang preparat dengan gram A hingga menggenang dan biarkan selama 1
menit
6. Buang zat warna kedalam bak tamping
dan cuci dengan air mengalir.
7. lalu genangi sediaan dengan larutan
gram B selama 1 menit , kemudian bilas dengan air mengalir di atas bak amping,.
8. Genangi sediaan selama 20-30 detik
dengan menggunakan larutan C,hingga
warna gram A yang menempel pada kaca benda hilang.
9. Kemudian genangi kembali sediaan
dengan larutan gram D selama 1 menit.
10. Bilas dengan air mengalir di atas bak penampung.biarkan
kering pada suhu ruang (keringkan angonkan).
11. Kemudian amati sediaan di bawah
mikroskop dengan perbesaran yang kuat.
12. Gambar apa yang anda lihat!
E.
Interpretasi
hasil

1. (+) Positif : Berwarna ungu
2. (-) Negatif : Berwarna merah
3. Latar belakang berwarna putih / kuning
|
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
No
|
Teknik
Pewarnaan
|
Pengamatan
|
1.
|
Pewarnaan
Gram
|
Keterangan:Perbesaran
100x
Berwarna
Ungu
=Positif
Merah
=Negatif
Berbentuk
Basil dan coccous
|

![]() |

|
||||
|
||||
B. Pembahasan
Praktikum ini memiliki tujuan agar praktikan terampil
dalam melakukan pewarnaan gram untuk
bakteri gram positif dan negative,mempelajari teknik pewarnaan gram
untuk pengamatan mikroba,mempelajari bentuk-bentuk dan struktur sel bakteri
dasi hasil pengamatan dengan pearnaan gram serta membedakan kelompok bakteri
berdasarkan reaksinya terhadap warna dan sekaligus menunjukkan sifst bkteri
tersebut.
Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion
antara komponen selular dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarrna yang
disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada
pewarna (Manurung,2010)
Pewarnaan gram adalah pewarnaan diferensial yang sangat
berguna dan paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi karena
merupakan tahapan penting dalam langkah awal identifikasi.Pewarnaan ini
didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan
banyak sedikitnya lapisan lemak pada membrane
sel bakteri.Jenis baktei berdasarkan pewarnaan gra dibagi menjadi dua yaitu
gram positif dan gram negative.Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang
tebal dan membrane sel selapis,sedangkan bakteri gram negative mempunyai
dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis membrane sel (Manurung,2010)
Langkah-langkah
utama dalam teknik pewarnaan antara lain :
1. Pembuatan olesan bakteri,olesan
bakteri tidak boleh terlalu tebal atau tipis.
2. Fiksasi dapat dilakukan secara
pemanasan atau dengan aplikasi bahan kimia seperti sabun,formalin fenol.
3. Aplikasi zat warna tunggal , atau
lebih dari 1 zat warna.pewarnaan gram pada praktikum ini dilakukan dalam 4
tahap yaitu:
a.
Pemberian
cat warna utama (cairan Kristal violet)berwarna ungu.
b.
Pengintesifan
cat utamadengan penambahan larutan mordan JKJ.
c.
Pencucian
(dekolarisasi) dengan larutan alcohol asam
d.
Pemberian
cat lawan yaitu cat warna safranin.
Menurut hasil pengamatan pada pewarnaan gram ditemukan
bakteri dengan bentuk basil dan berwarna merah dalam perbesaran 100x.pada
pewarnaan negarif tidak ditemukan terlalu banyak bakteri,ditemukan bakteri
dengan bentuk coccus dan perwarnaan negative mewarnai belakangnya berwarna
putih/kuning.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan di bawh mikroskop dengan
perbesaran 100x maka dapat disimpulkan bahwa sampel tersebut telah ditemukan
bakteri yang berbentuk basilus dan coccus ,dimana warna bakteri pada saat
pewarnaan negative adalah bewarna merah dan saat pewarnaan positif berwarna
ungu .
Pada saat pewarnaan gram ini menggunakan pewarnaan
Kristal violet,lugol,alcohol,dan safranin dapat di simpulkan bahwa bakteri yang
telah di amati di bawah mikroskop berbentuk batang dan bulat dan warna bakteri
tersebut bewarna merah.
B. Saran
Adapun
sehubungan dengan poraktikum ini ditenjukan bagi mahasiswa :
1. Diharapkan bagi seluruh mahasiswa agar
selama kegiatan praktikum ini berlangsung,mahasiswa harus menggunakan APD yang
lengkap
2. Diharapkan pula bagi semua
mahasiswa,bahwa selama kegiataan praktikum ini berlangsung, agar semua
mahasiswa bersungguh-sungguh dalam
melakukan praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Adelberg,
Melnick, & Jawetz. 2002. Mikrobiologi
Kedokteran Edisi 25. Penerbit Buku Kedokteran. EGC.
Irianto,
Koes. 2014. Bakteriologi Medis, Mikologi
Medis, dan Virologi Medis (Medical Bacteriology, Medical Micology, and Medical
Virologi). Bandung. Alfabeta, cv. IKAPI.
Arrachman,
Khairunnisa. 2016. Jurnal Mikrobiologi
Pewarnaan. Semarang. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan. Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Ramdan,
Imam. 2011. Jurnal Pewarnaan Bakteri.
Bandung. Politeknik Tedc Bandung. Teknik Kimia.
No comments:
Post a Comment