Follow Me @deeres_

Sunday, June 2, 2019

MAKALAH PEWARNAAN GRAM II MIKROBIOLOGI


DAFTAR ISI

Daftar isi....................................................................................................... 55
BAB I : Pendahuluan
A.    Latar belakang................................................................................... 56
B.    Tujuan................................................................................................ 57
BAB II : Tinjauan Pustaka
A.    Dasar teori......................................................................................... 58
BAB III : Metode Kerja
A.    Waktu & Tempat................................................................................ 64
B.    Alat & Bahan...................................................................................... 64
C.   Prinsip Kerja....................................................................................... 64
D.   Cara kerja.......................................................................................... 64
E.    Interpretasi Hasil................................................................................ 65
BAB IV : Hasil & Pembahasan
A.    Hasil................................................................................................... 66
B.    Pembahasan...................................................................................... 66
BAB V : Penutup
A.    Kesimpulan........................................................................................ 68
B.    Saran................................................................................................. 68
Daftar Pustaka............................................................................................... 69












BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Dalam proses ini, olesan bakteri yang sudah terfiksasi dikenai larutan-larutan berikut : zat pewarna kristal violet, larutan yodium, larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat pewarna tandingannya berupa zat warna safranin atau air fuchsin. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853 –1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.
Bakteri yang terwarnai dengan metode ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif. Bakteri Gram positif akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan karenanya akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat pewarna air fuchsin atau safranin akan tampak berwarna merah. Perbedaan warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya.
Pewarnaan diferensial memerlukan penggunaan sedikitnya tiga pereaksik imia yang diberikan secara bertahap pada apusan yang telah difiksasi dengan pemanasan Pereaksi pertama disebut pewarna primer. Fungsi pewarna primer adalah untuk memberikan warna kepada semua sel. Untuk menghasilkan komponen warna, pereaksi kedua yang digunakan yaitu senyawa pemuat. Berdasarkan komposisi kimia komponen komponen sel, senyawa pemuat (decolarz'zing agent) dapat atau tidak dapat menghilangkan warna primer dari keseluruhan sei atau hanya dari Struktur Struktur sel tertentu. Pereaksi terakhir, pewarna tandingan, memiliki warna pengontras terhadap pewarna primer. Setelah pemucatan warna, jika pewarna primer tidak terbilas, pewarna tandingan tidak dapat diserap dan sel atau komponennya akan mempertahankan warna dari pewarna primer. jika pewarna primer hilang, komponen sel yang tidak berwarna tersebut akan menerima dan mengambil warna pengontras dari pewarna. 'tandingan. Dengan cara ini, tipe-tipe sel atau struktur strukturnya dapat dibedakan satu sama lain berdasarkan pada pewarnan yang dipertahankannya. Pewarnaan diferensial yang paling penting yang digunakan pada bakteriologi yaitu pewarnaan Gram, diambil dari nama Dr. Hans Chrisrian Gram. Pewarnaan itu membagi sel sel bakteri ke dalam dua keiompok utama, Gram positif dan Grain negatif yang menjadikan nya sebagai suatu alat yang penting untuk kiasilikasi dan diferensias mikroorganisme Reaksi pewarnaanGram didasarkan pada perbedaan komposisi kimiawi dinding sel bakteri.
Sel-sel Gram positif memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal, sedangkan lapisan peptidoglikan pada sel sel Gram negatif jauh lebih tipis dan dikelilingi oleh lapisan yang mengandung lemak di bagian luarnya.  Peptidoglikan sebagian besar merupakan suatu polisakatida yang terdiri dari dua subunit kimia yang ditemukanhanya pada dinding sel bakteri. Subunit subunit tersebut yaitu N - asetilglukosamin dan asam N - asetilmuramat.
Pada beberapa organisme, saat lapisan lapisan peptidoglikan. yang berdekatan terbentuk, lapisan – lapisan tersebut ditaut silang dengan rantai peptida pendek oleh suatu enzim transpeptidase, yang menghasilkan bentuk dan kekakuan dinding sel. Pada bakteri Gram negatif dan beberapa bakteri Gram - positif seperti Bacillus, tautan silang lapisan peptidoglikan bersifat langsung karenabakteri - bakteri tersebut tidak memiliki ekor peptida yang pendek. Percobaan percobaan yang telah dilakukan sebelumnya telah menunjukkan bahwa jika sel Gram positif dihilangkan dinding selnya melalui kerja lisozim atau penisilin, sel Gram positif akan berwarna seperti Gram negatif. Pewarnaan Gram menggunakan empat pereaksi yang berbeda.

B.    Tujuan
Untuk mengetahui bentuk (morfologi) bakteri serta untuk mengetahui bentuk (morfologi) bakteri





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.   Dasar teori
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan Mikroorganisme sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak mengadsorpsi ataupun membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme ataupun latar belakangnya.
Zat warna mengadsorpsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroorganisme disekelilingya ditingkatkan. Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan struktur sel seperti spora dan bahan infeksi yang mengandung zat pati dan granula fosfat. Pewarnaan yang digunakan untuk melihat salah satu struktur sel disebut pewarnaan khusus. Sedangkan pewarnaan yang digunakan untuk memilahkan mikroorganisme disebut pewarnaan diferensial yang memilahkan bakteri menjadi kelompok gram positif dan gram negatif. Pewarnaan diferensial lainnya ialah pewarnaan ziehl neelsen yang memilihkan bakterinya menjadi kelompok-kelompok tahan asam dan tidak tahan asam (Dwidjoseputro.1998).
Pengenalan bentuk mikroba (morfologi), kecuali mikroalgae harus dilakukan pewarnaan terlebih dahulu agar dapat diamati dengan jelas (Hadiutomo. 1990). Pada umumnya bakteri bersifat tembus cahaya, hal ini disebabkan karena banyak bakteri yang tidak mempunyai zat warna (Waluyo, 2004). Tujuan dari pewarnaan adalah untuk mempermudah pengamatan bentuk sel bakteri, memperluas ukuran jazad, mengamati struktur dalam dan luar sel bakteri, dan melihat reaksi jazad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat fisik atau kimia jazad dapat diketahui (Hadiutomo. 1990).
Ada 5 Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh Christian Gram pada tahun 1884. Dengan metode ini. Bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua yatu, bakteri gram positif dan bakteri gram negative. Yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya sehingga pengecatan gram tidak bias dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp (Waluyo, 2004). Berhasil tidaknya suatu pewarnaan sangat ditentukan oleh waktu pemberian warna dan umur biakan yang diwarnai (umur biakan yang baik adalah 24 jam).
Umumnya zat warna yang digunakan adalah garam - garam yang dibangun oleh ion - ion yang bermuatan positif dan negatif dimana salah satu ion tersebut berwarna. Zat warna dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat pewarna yang bersifat asam dan basa. Jika ion yang mengandung warna adalah ion positif maka zat warna tersebut disebut pewarna basa. Dan bila ion yang mengandung warna adalah ion negatif maka zat warna tersebut disebut pewarna negatif (Hadiutomo. 1990). Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan bersifat basa dan asam. Pada zat warna basa bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut disebut kromofor dan memiliki muatan positif. Sebaliknya, pada zat warna asam bagian yang berperan memberikan zat warna mempunyai muatan negatif zat warna basa lebih banyak digunakan karena muatan negatif banyak ditemukan didinding sel, membran sel dan sitoplasmasewaktu proses pewarnaan muatan positif pada zat warna basa akan berkaitan dengan muatan negatif dalam sel, sehingga mikroorganisme lebih jelas terlihat (Dwidjoseputro.1998).
Zat warna asam yang bermuatan negative lazimnya tidak digunakan untu mewarnai mikroorganisme, namun biasanya dimanfaatkan untuk mewarnai latar belakang sediaan pewarnaan. Zat warna asam yang bermuatan negative ini tidak berkaitan dengan muatan negative yang terdapat pada struktur sel. Kadangkala zat warna negative digunakan untuk mewarnai bagian sel yang bermuatan positif, perlu diperhatikan bahwa muatan dan daya ikat zat warna terhadap struktur sel dapat berubah berganting pada pH sekitarnya sewaktu proses pewarnaan (Dwidjoseputro, 2005)
Prosedur pewarnaan yang menghasilkan pewarnaan mikroorganisme disebut pewarnaan positif dalam prosedur pewarnaan ini dapat digunakan zat warna basa yang yang bermuatan positif maupun zat warna asam yang bermuatan negatif. Sebaliknya pada pewarnaan negatif latar belakang disekeliling mikroorganisme diwarnai untuk meningkatkan kontras dengan mikroorganisme yang tak berwarna. Pewarnaan mencakup penyiapan mikroorganisme dengan melakukan preparat ulas (Dwidjoseputro.1998) Sebelum dilakukan pewarnaan dibuat ulasan bakteri di atas kaca objek. Ulasan ini kemudian difiksasi. Jumlah bakteri yang terdapat pada ulasan haruslah cukup banyak sehingga dapat terlihat bentuk dan penataanya sewaktu diamati.
Kesalahan yang sering kali dibuat adalah menggunakan suspensi bakteri yang terlalu padat terutama bila suspensi tersebut berasal adari bukan media padat. Sebaliknya pada suatu suspensi bakteri bila terlalu encer, maka akan diperoleh kesulitan sewaktu mencari bakteri pada preparatnya (Sutedjo.1991). Untuk pewarnaan yang mengamati morfologi sel mikroorganisme maka seringkali setelah pembuatan preparat ulas dilakukan fiksasi diikuti oleh pewarnaan. Fiksasi dapat dilakukan dengan cara melewatkan preparat diatas api atau merendamnya dengan metanol. Fiksasi digunakan untuk :
1.    Mengamati bakteri oleh karena sel bakteri lebih jelas terlihat setelah diwarnai.
2.    Melekatkan bakteri pada glass objek
3.    Mematikan bakteri Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu macam zat warna untuk meningkatkan kontras antara mikroorganisme dan sekelilingnya
Lazim, prosedur pewarnaan ini menggunakan zat warna basa seperti seperti crystal violet, biru metilen, karbol fuchsin basa, safranin atau hijau malakit. Kadang kala digunakan zat warna negatif untuk pewarnaan sederhana : zat warna asam yang sering digunakan adalah nigrosin dan merah kongo (Lay.1994). Prosedur Pewarnaan sederhana mudah dan cepat, sehingga pewarnaan ini sering digunakan untuk melihat bentuk ukuran dan penataan pada mikoorganisme bakteri pada bakteri dikenal bentu yang bulat (coccus), batang 7 (basil), dan spiral. Dengan pewarnaan sederhana dapat juga terlihat penataan bakteri. Pada coccus dapat terlihat pewarnaan seperti rantai (stertococcus), buah anggur ( stafilococcus), pasangan (diplococcus), bentuk kubus yang terdiri dari 4 atau 8 (saranae) .
Beberapa mikroba sulit diwarnai dengan zat warna yang bersifat basa, tetapi mudah dilihat dengan pewarnaan negatif, pada metode ini mikroba dicampur dengan tinta cina atau nigrosin, kemudian digesekkan diatas kaca objek. Zat warna tidak akan mewarnai bakteri, akan tetapi mewarnai lingkungan sekitar bakteri. Dengan mikroskop mikroba akan terlihat tidak berwarna dengan latar belakang hitam . Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh seorang ahli bioteknologi dari Denmark yang bernama Christian Gram pada tahun 1884. Menemukan metode pewarnaan secara tidak sengaja. Dengan metode ini. Bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua yatu, bakteri gram positif dan bakteri gram negative. Yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya sehingga pengecatan gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp.
Pewarnaan gram merupakan pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi. Pewarnaan itu merupakan tahap penting dalam pencirian dan identifikasi bakteri . Pewarnaan gram memberikan hasil yang baik, bila digunakan biakan segar yang berumur 24-48 jam. Bila digunakan biakan tua, terdapat kemungkinan penyimpanan hasil pewarnaan gram. Pada biakan tua, banyak sel mengalami kerusakan pada dinding-dinding selnya. Kerusakan pada dinding sel ini menyebabkan zat warna dapat keluar sewaktu dicuci dengan lartan pemucat. Ini berarti bahwa bakteri gram positif dengan dinding sel yang rusak tidak lagi dapat memertahankan crystal violet sehingga terlihat sebagai bakteri gram negatif (Lay,1994) 8 Ciri-ciri gram negative: - Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10-45mm, berlapis tiga atau multi layer - Dinding slnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat dalam lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit 10% dari berat kering, tidak mengandung asam laktat. - Kurang rentan terhadap senyawa penisilin. - Tidak resisten terhadap gangguan fisik Ciri-ciri bakteri gram positif: - Struktur dindingnya tebal - Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal - Bersifat lebih rentan terhadap senyawa penisilin - Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu Kristal - Komposisi yang dibutuhkan lebih rumit - Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap, yaitu:
1.    Pemberian cat warna utama (cairan Kristal violet) berwarna ungu
2.    Pengintensifan cat warna dengan penambahan larutan mordan
3.    Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alcohol asam
4.    Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin Banyak seenyawa organic berwarna (zat warna) digunakan untuk mewarnai mikroorganisme untuk pemeriksaan mikroskopis dan telah dikembangkan prosedur pewarnaan gram untuk :
a.    Mengamati dengan baik morfologi mikroorganisme secara kasar - Mengidentifikasi bagian-bagian structural sel mikroorganisme
b.    Membantu mengidentifikasi atau membedakan organisme yang serupa Pewarnan gram atau metode gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yaitu gram positif dan gram negative, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. metode tersebut diberi nama berdasarkan penemunya imuan Denmark Hans Christian Gram (1853 – 1938) yang mengembangkan teknik tersebut pada tahun 1884 untuk membedakan antara Pneumococcus dan bakteri Klebsiella Pneumonia (Karmana, 2008) .

Prosedur pewarnaan yang menghasilkan pewarnaan mikroorganisme disebut pewarnaan positif dalam prosedur pewarnaan ini dapat digunakan zat warna basa yang bermuatan positif maupun zat warna asam yang bermuatan negative. Sebalinya pada pewarnaan negated latar belakang disekeliling mikroorganisme diwarnai untuk meningkatkan kontraks dengan mikroorganisme yang tak berwarna. Pewarnaan mencakup penyapan mikroorganisme dengan melakukan preparat ulas (Dwidjoseputro, 2005).
Pewarnaan gram dilakukan bertujuan sama dengan uji gram yaitu untuk membedakan bakteri apakah gram gram positif atau gram negate, bakteri dicampur dengan tetasan air steril pada gelas objek, kemudian disebarkan ditengah gelas objek sehingga membetuk lapisan tipis dan difiksasi. Dengan Kristal violet olehan bakteri digenangi selama 2 menit, lalu dicuci dengan air mengalir dan dikering anginkan. Diberi yodium selama 2 menit dicuci dengan air mengalir dan dikering anginkan. Selanjutnya diberi larutan pemucat yaitu alcohol 95% tetes demi tetes sampai zat warna ungu tidak terlihat lagi, lalu dicuci pada air mengalir dan dikering anginkan. Kemudian digenangi lagi dengan safranin selama 30 detik, lalu dicuci dan dibiarkan kering di udara. Warna merah pada olesan bakteri menunjukan bakteri gramnegatif dan jika warna ungu menunjukan bakteri gram positif (Pelczar,2007).
Dalam taksonomi mikroba alat yang paling ampuh digunakan yaitu pewarnaan gram (Gram Stain), yang dapat digunakan untuk memisahkan anggota-anggota dominan bakteria kedalam dua kelompok berdasarkan perbedaan dinding selnya. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang lebih sederhana dengan jumlah peptidoglikan yang relative banyak. Dinding sel bakteri gram-negatif memilik peptidoglikan yang lebih sedikit dan secara structural lebih kompleks.
Membran bagian luar pada dinding sel gram negative mengandung lipopolisakarida yaitu karbohidrat yang terikat dengan lipid. Diantara bakteri patogen yang menyebabkan penyakit, spesies gram negatif umumnya lebih berbahaya dibandingkan dengan spesies gram positif. Lipopolisakarida yang terdapat pada dinding sel bakteri gram negatif sering bersifat toksik (racun), dan membrane bagian luar membantu melindungi bakteri gram negatif patogen melawan sistem pertahanan inangnya. Lebih jauh, bakteri gram negatif umumnya lebih resisten terhadap antibiotik dibandingkan dengan gram positif karena membran bagian luar itu menghalangi masuknya obat-obatan (Campbell,2003).








BAB III
METODE KERJA

A.   Waktu dan tempat
Praktikum mikrobiologi mengenai pewarnaan gram yang dilaksanakan pada hari Rabu,07 Febuari 2018 bertempat di Laboratorium gedung A Stikes Wiyata Husada Samarinda.

B.   Alat dan Bahan
Alat:
1.    Kaca objek
2.    Jarum Ose
3.    Api Bunsen
Bahan:
1.    Kristal violet/gentian violet
2.    Lugol
3.    Alkohol
4.    Safranin

C.   Prosedur Kerja
Saat bakteri diwarnai dengan zat pewarna primer (crystal violet), bakteri gram + akan menyerap zat warna tersebut sehingga berwarna ungu. Sedangkan bakteri gram negative akan melepas zat warna (crystal violet) setelah dicuci dengan alcohol dan kemudian akan menyerap zat warna terakhir yang diberikan yaitu safranin atau fuchsin sehingga berwarna merah.

D.   Cara Kerja
1.    Ambil kaca benda,bersihkan permukaan nyaa dengan tissue alcohol dan bagian atas dua bagian dan beri tanda A dan B
2.    Buat dua tetesan NaCl 0,9% steril di atas masing-masing tanda A dan B dengan menggunakan jarum ose.
3.    Buat suspense bakteri dari biakan miring sesuai dengan kode huruf yang tertera,ratakan hingga tipis menggnakan ose .keringkan prparat pada suhu kamar.
4.    Kemudikan fiksasi dengan cara melewatkan kaca benda di atas lampu spiritus sebanyak 3 kali.
5.    Letakkan kaca benda di atas rak pewarna,tuang preparat dengan gram A hingga menggenang dan biarkan selama 1 menit
6.    Buang zat warna kedalam bak tamping dan cuci dengan air mengalir.
7.    lalu genangi sediaan dengan larutan gram B selama 1 menit , kemudian bilas dengan air mengalir di atas bak amping,.
8.    Genangi sediaan selama 20-30 detik dengan menggunakan larutan C,hingga  warna gram A yang menempel pada kaca benda hilang.
9.    Kemudian genangi kembali sediaan dengan larutan gram D selama 1 menit.
10.  Bilas dengan air mengalir di atas bak penampung.biarkan kering pada suhu ruang (keringkan angonkan).
11.  Kemudian amati sediaan di bawah mikroskop dengan perbesaran yang kuat.
12.  Gambar apa yang anda lihat!

E.    +-gram.pngInterpretasi hasil
1.    (+) Positif        : Berwarna ungu
2.    (-) Negatif        : Berwarna merah
3.    Latar belakang berwarna putih / kuning







Gambar 1.1
(Proses Interpretasi Hasil)
 
 




BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.   Hasil
No
Teknik Pewarnaan
Pengamatan
1.
Pewarnaan Gram
Keterangan:Perbesaran 100x
Berwarna
Ungu =Positif
Merah =Negatif
Berbentuk Basil dan coccous


Text Box: (Bakteri dengan bentuk basil)
Gambar 1.3
 
Gambar 1.2
 
B.   Pembahasan
Praktikum ini memiliki tujuan agar praktikan terampil dalam melakukan pewarnaan gram untuk  bakteri gram positif dan negative,mempelajari teknik pewarnaan gram untuk pengamatan mikroba,mempelajari bentuk-bentuk dan struktur sel bakteri dasi hasil pengamatan dengan pearnaan gram serta membedakan kelompok bakteri berdasarkan reaksinya terhadap warna dan sekaligus menunjukkan sifst bkteri tersebut.
Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara komponen selular dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarrna yang disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik  baik pada komponen seluler maupun pada pewarna (Manurung,2010)
Pewarnaan gram adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi karena merupakan tahapan penting dalam langkah awal identifikasi.Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak  pada membrane sel bakteri.Jenis baktei berdasarkan pewarnaan gra dibagi menjadi dua yaitu gram positif dan gram negative.Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membrane sel selapis,sedangkan bakteri gram negative mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis membrane sel (Manurung,2010)

Langkah-langkah utama dalam teknik pewarnaan antara lain :
1.    Pembuatan olesan bakteri,olesan bakteri tidak boleh terlalu tebal atau tipis.
2.    Fiksasi dapat dilakukan secara pemanasan atau dengan aplikasi bahan kimia seperti sabun,formalin fenol.
3.    Aplikasi zat warna tunggal , atau lebih dari 1 zat warna.pewarnaan gram pada praktikum ini dilakukan dalam 4 tahap yaitu:
a.    Pemberian cat warna utama (cairan Kristal violet)berwarna ungu.
b.    Pengintesifan cat utamadengan penambahan larutan mordan JKJ.
c.    Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alcohol asam
d.    Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin.

Menurut hasil pengamatan pada pewarnaan gram ditemukan bakteri dengan bentuk basil dan berwarna merah dalam perbesaran 100x.pada pewarnaan negarif tidak ditemukan terlalu banyak bakteri,ditemukan bakteri dengan bentuk coccus dan perwarnaan negative mewarnai belakangnya berwarna putih/kuning.



BAB V
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan di bawh mikroskop dengan perbesaran 100x maka dapat disimpulkan bahwa sampel tersebut telah ditemukan bakteri yang berbentuk basilus dan coccus ,dimana warna bakteri pada saat pewarnaan negative adalah bewarna merah dan saat pewarnaan positif berwarna ungu .
Pada saat pewarnaan gram ini menggunakan pewarnaan Kristal violet,lugol,alcohol,dan safranin dapat di simpulkan bahwa bakteri yang telah di amati di bawah mikroskop berbentuk batang dan bulat dan warna bakteri tersebut bewarna merah.

B.   Saran
Adapun sehubungan dengan poraktikum ini ditenjukan bagi mahasiswa :
1.    Diharapkan bagi seluruh mahasiswa agar selama kegiatan praktikum ini berlangsung,mahasiswa harus menggunakan APD yang lengkap
2.    Diharapkan pula bagi semua mahasiswa,bahwa selama kegiataan praktikum ini berlangsung, agar semua mahasiswa bersungguh-sungguh dalam  melakukan praktikum.













DAFTAR PUSTAKA

Adelberg, Melnick, & Jawetz. 2002. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 25. Penerbit Buku Kedokteran. EGC.
Irianto, Koes. 2014. Bakteriologi Medis, Mikologi Medis, dan Virologi Medis (Medical Bacteriology, Medical Micology, and Medical Virologi). Bandung. Alfabeta, cv. IKAPI.
Arrachman, Khairunnisa. 2016. Jurnal Mikrobiologi Pewarnaan. Semarang. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Ramdan, Imam. 2011. Jurnal Pewarnaan Bakteri. Bandung. Politeknik Tedc Bandung. Teknik Kimia.


No comments:

Post a Comment