Follow Me @deeres_

Friday, August 2, 2019

Makalah Serologi Forensik II Imunoserologi

4:28 PM 1 Comments

Kata Pengantar
Puji syukur kita sampaikan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya berupa nikmat dan kesehatan, iman dan ilmu pengetahuan. Ringkasan makalah ini bertujuan untuk melengkapi tugas mahasiswa dalam pemahaman tentang proses dari “Jaminan Mutu Laboratorium Imunoserologi”. Kami sepenuhnya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam menyusun makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak atas ide dan sarannya, serta menilai dan memeriksa makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini mendapatkan keridhaan dari Allah SWT dan dapat memberikan manfaat bagi kami dan kepada semua pembaca.

Samarinda, 1 Oktober 2017

                                    Penulis








Daftar Isi
Kata pengantar............................................................................................... 1
Bab 1: Pendahuluan
A.    Latar belakang......................................................................................... 3
B.     Rumusan masalah.................................................................................... 4
C.     Tujuan...................................................................................................... 4
Bab 2: Pembahasan
A.    Pengertian................................................................................................ 5
B.     Riwayat.................................................................................................... 5
C.     Rantai kustodi.......................................................................................... 6
D.    Penapisan obat dengan menggunakan teknik serologis........................... 7
E.     Analisis forensic lain menggunakan teknik serologis............................... 10
F.      Keamanan laboratorium dasar................................................................. 13
G.    Prosedur keamanan dan tindakan kewaspadaan universal...................... 16
Bab 3: Penutup
A.    Kesimpulan.............................................................................................. 17
B.     Saran........................................................................................................ 17
Daftar pustaka............................................................................................... 18






Bab 1
Pendahuluan
A.    Latar belakang
Data hasil pengujian dapat dinyatakan memenuhi sasaran mutu data (data quality objective, DQO), jika data pengujian tersebut dapat memuaskan pelanggan dengan tetap mempertimbangkan aspek teknis, sehingga akurasi dan presisi memenuhi batas keberterimaan. Selain itu, hasil pengujian tersebut harus disertakan estimasi ketidakpastian dan mempunyai ketertelusuran pengukuran ke sistem satuan internasional, sehingga dapat dipertahankan secara ilmiah. Hal ini berarti bahwa seluruh metode dan prosedur terdokumentasi di laboratorium lingkungan harus komprehensif dan holistik mulai dari perencanaan pengambilan sampel, penanganan, perlakuan awal dan preparasi, pengujian, verifikasi dan validasi data, hingga pemberian laporan hasil pengujian ke pelanggan. Dengan kata lain, laboratorium harus selalu menerapkan, memelihara dan mengembangkan pengendalian mutu (quality control, QC) dan jaminan mutu (quality assurance, QA) dalam setiap kegiatan pengujiannya.
QC/QA di laboratorium sering diartikan sebagai dua hal yang sama, padahal QC dan QA mempunyai perbedaan yang nyata. Sesuai dengan ISO 9000: 2015 tentang Sistem Manajemen Mutu — Dasar-dasar dan Kosakata, dinyatakan bahwa QA adalah bagian dari manajemen mutu yang difokuskan pada pemberian keyakinan bahwa persyaratan mutu akan dipenuhi. Secara teknis QA diartikan seluruh kegiatan yang sistematik dan terencana yang diterapkan dalam sistem manajemen mutu serta didemonstrasikan jika diperlukan, untuk memberikan suatu keyakinan yang memadai bahwa suatu produk atau jasa akan memenuhi persyaratan mutu. Dengan menggunakan bahasa yang lebih sederhana, QA adalah segala sesuatu yang dilakukan baik di dalam maupun di luar laboratorium untuk mencapai mutu data hasil pengujian yang disyaratkan.

B.     Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan serologi forensik?
2.      Hal apa saja yang perlu diperhatika pada serologi forensik?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari serologi forensik
2.      Untuk memahami hal apa saja yang ada pada serologi forensik


Bab 2
Pembahasan
A.    Pengertian
            Serologi forensik adalah cabang ilmu forensik yang menangani  Identifikasi  cairan tubuh dan zat asing di dalam tubuh melalui prosedur  imunologis. Immunoassay yang digunakan berdasarkan pada reaksi  yang terjadi antara antigen dan antibodi. Reaksi-reaksi ini memungkinkan ahli forensik mendeteksi keberadaan cairan tubuh seperti darah, semen, dan saliva pada barang bukti kejadian kriminal. Reaksi tersebut juga memungkinkan identifikasi berbagai obat dan biru di dalam spesimen yang dikumpulkan dari korban dan tersangka yang terlibat dalam tindak kriminal.

B.     Riwayat
Investigasi kriminal telah bersandar pada bantuan dari ilmu pengetahuan selama ratusan tahun. Pada abad ke-44 SM, bukti medis digunakan untuk menyatakan bahwa hanya satu dari 23 luka tusukan pada Julius Caesar yang berakibat fatal. Ilmu forensik modern dipercaya muncul dari yang dilakukan oleh Sir Arthur Conan Doyle, penulis cerita Sherlock Holmes . Cerita ini menunjukkan wawasan tentang metode dan prosedur yang di kemudian hari menjadi praktik dalam bidang ilmu forensik. Beberapa metode ilmu forensik sebelumnya berfokus pada penggolongan darah dan toksikologi.
Salah seorang yang paling berpengaruh dalam teknik serologi awal adalah Dr. Karl Landsteiner. la adalah orang pertama yang mengidentifikasi antigen golongan darah, A, B, dan O, dan ia mempublikasikan penemuan ini pada tahun 1901. Dr. Landsteiner diberi penghargaan berupa Piagam Nobel untuk Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1930 atas pencapaian ini . Leone lattes selanjutnya mempercanggih penemuan Landsteiner dengan mengembangkan prosedur untuk memeriksa golongan darah yang berbeda . Prosedur ini, yang berdasarkan pada prinsip aglutinasi, masih digunakan sampai saat ini. individu lain yang menonjol dalam bidang ilmu forensik adalah Mathieu Orfila yang pada tahun 1813 mempublikaSikan kerja pertamanya mengenai toksikologi forensik. Pekerjaan ini berupa sebuah buku komprehensif yang mengklasifikasi dan mendeskripsikan apa pun yang dikenal sebagai racun pada saat itu. Berdasarkan publikasinya dan pencapaian ilmiah lain, Orfila dianggap sebagai "bapak toksikologi" .
Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dalam identifikasi manusia dan toksikologi serta peningkatan pemahaman tentang manfaat penggunaan ilmu pengetahuan untuk menyelesaikan masalah kriminal, laboratorium forensik mulai muncul. Laboratorium forensik nasional didirikan pada tahun 1932 oleh Biro Investigasi Federal untuk membantu investigasi kriminal di Amerika Serikat . Laboratoriurn tersebut memberikan fasilitas untuk pemeriksaan ilmiah yang dapat digunakan oleh petugas penegak hukum untuk membantu menyelesaikan masalah knnunaL Terdapat ratusan laboratorium ilmu forensik negara bagian, lokal, dan swasta di Amerika Serikat saat ini. Nilai hiburan ilmu forensik yang terlihat dengan dipublikasiknnnya novel Sherlock Holmes di akhir abad ke-19  terus berlanjut sampai saat ini dan telah menyebar ke berbagai acara televisi yang menggambarkan ilmu Ini dalam cara yang menakjubkan, terkadang berlebihan. Meskipun tidak semua informasi di televisi dapat dicapai di laboratorium, kemampuan laboratorium forensik untuk menentukan peristiwa yang terjadi dalam tindak kriminal sangat bermakna. Bahasan bab ini hanya terbatas pada teknik imunologis dalam laboratorium forensik.

C.     Rantai kustodi
            Prinsip awal umum tanpa memperhatikan tipe analisis yang dilakukan adalah bahwa rantai kustodi bukti harus terjaga. Rantai kustodi adalah pelacakan  potongan-potongan  bukti tertentu dari sejak pertama kali ditemukan sampai saat ini. Rantai kustodi tersebut berisi daftar siapa saja yang telah menangani barang bukti dan di mana lokasinya sepanjang waktu. Rantai kustodi penting karena memastikan bahwa bukti tidak mengalami kerusakkan, ln: terutama sangat pentmg dalam pengadilan untuk memastikan bahwa integritas buku" masih terjaga.

D.    Penapisan obat dengan menggunakan teknik serologis
Toksikologi forensik mencakup analisis sampel biologis untuk mendeteksi keberadaan ut terkontrol, alkohol, atau materi toksik lain. Deteksi substansi asing di dalam spesimen biologis dapat membantu investigasi kriminal mengenai peristiwa-peristiwa seperti mengemudi saat mengalami intoksikasi, penyerangan seksual akibat mengonsumsi obat, keracunan, dan penyalahgunaan obat. Toksikologi forensik juga dapat membantu menentukan keadaan dan penyebab kematian, sehingga membantu dalam investigasi. Tanggung jawab utama seorang ahli toksikologi forensik adalah menapis obat-obat dalam  sampel yang diajukan dan menginterpretasikan hasilnya. Teknik serologis umumnya digunakan untuk mencapai tujuan ini.
Keberadaan obat-obat dalam cairan tubuh seperti darah dan urine dapat dideteksi dengan penggunaan immunoassay. Immunoassay adalah uji serologis yang dapat meng-identifikasi obat atau metabolit obat dalam spesimen biologis seorang individu. Antibodi spesifik untuk molekul tertentu yang sedang dicari digunakan untuk mendeteksi zat ini melalui teknik serologis. Teknik ini mencakup ELISA (enzyme linked immune sorbent assays), RlA (radioimmunoassay), dan FPI (fluorescence polarization immunoassay). Teknik-teknik ini menggunakan (secara berturut-turut) antibody atau antigen yang telah diberi label dengan enzim, label radioaktif, atau tag fluoresen. Reaksi antigen-antibodi yang melibatkan komponen yang diberi label pada akhirnya menyebabkan sebuah reaksi yang dapat diobservasi.
Teknik-teknik modern yang digunakan dalam laboratorium toksikologi forensik untuk menapis obat-obat dan racun sangat bergantung pada immunoassay karena beberapa alasan. Immunoassay sangat sensitive dan karenanya, zat asing dalam jumlah kecil dapat dideteksi. Sampel biologis juga dapat digunakan secara langsung karena tidak memerlukan langkah pemrosesan pendahuluan seperti ekstraksi.
Radioimmunoassay adalah metode pertama yang digunakan dalam toksikologi forensik  untuk mendeteksi keberadaan berbagai obat di specimen biologis.  Radioimmunoassay menggunakan sifat antibody berlabel radioaktif untuk mendeteksi obat atau metabolit obat tertentu. Tipe prosedur serologis ini memiliki sensitivitas yang sangat baik, namun isu muncul dalam keamanan assay ini akibat penggunaan isotop radioaktif. Oleh sebab itu, assay yang lebih baru telah dikembangkan untuk menyediakan metode alternative dalam penggunaan label radioaktif.
Baru-baru ini, tipe assay yang paling umum digunakan untuk penapisan obat adalah ELISA. Teknik serologis ini digunakan dalam laboratorium toksikologi forensik untuk menapis spesimen biologis untuk berbagai obat yang disalahgunakan seperti amfetamin,kannabinoid ( bahan aktif dalam marijuana), opiate,oksikodon, dan metilendioksi-metamfetamin (MDMA). ELISA memberikan cara yang spesifik, sensitive, dan relative cepat kepada ahli toksikologi forensik untuk mendeteksi obat-obat dan toksin di dalam specimen seperti darah,urine, dan cairan oral.
Prinsip kit uji ELISA yang tersedia secara komersial didasarkan pada pengikatan kompetitif antigen ke antibody. Antibodi poliklonal terhadap obat yang sedang diperiksa difiksasikan ke sumur cawan mikrotiter. Sampel bukti biologis yang akan diperiksa ditambahkan ke dalam sumut cawan bersama dengan antigen yang telah diberi label suatu enzim  yang disediakan di dalam kit uji.  Antigen di dalam bukti berkompetisi dengan antigen berlabel enzim untuk berikatan dengan antibodi  yang terfiksasi di dalam sumur cawan. Sertelah pencucian dengan seksama untuk menyingkirkan setiap antigen yang tidak berikatan, suatu substrat kemudian ditambah ke dalam cekungan cawan. Substrat ini bereaksi dengan enzim yang ada pada antigen berlabel untuk menghasilkan suatu warna. Pembentukan warna dihentikan dengan larutan penghenti sehingga hasil dapat diinterpretasikan. Semakin besar intensitas warna, semakin banyak antigen kit berlabel enzim berikatan dengan antibodi didalam cekungan cawan. Dengan demikian, warna yang lebih pekat mengindikasikan bahwa terdapat lebih sedikit antigen dari bukti yang berikatan dengan antibodi dan, oleh sebab itu, lebih sedikit jumlah obat yang terdapat didalam sampel yang sedang diuji.
Teknik-teknik serologis juga digunakan untuk memeriksa keberadaan zat illegal di rambut (8,9). Tersedia kit komersial yang menapis sampel rambut untuk mencarikeberadaan obat-obat seperti kanabinoid, opiat, kokain, amfetamin, dan MDMA (yang juga dikenal sebagai ekstasi) (9). Kit-kit uji ini menggunakan prinsip sistem ELISA seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Sampel dipersiapkan dengan memotong rambut menjadi beberapa potongan kemudian mengekstrak potongan rambut tersebut didalam methanol sepanjang malam dengan suhu 40oC . sebagian ekstrak ini di biarkan menguap hingga kering didalam asam hidroklorida/methanol dan kemudian disusun ulang didalam larutan pelarut yang terdapat didalam kit. Larutan yang telah dipersiapkan dengan sampel rambut yang telah diekstrak kemudian menjadi subjek analisis sistem ELISA pada kit.
Teknik-teknik baru sedang dikembangkan untuk membuat penapisan obat menjadi lebih efisien. Peningkatan efisiensi akan mengurangi jumlah waktu yang diperlukan untuk menganalisis sampel forensic serta biaya untuk melakukan analisis tersebut. Salah satu kemajuan dalam bidang toksikologi forensic adalah perkembangan teknologi susunan biochip (10). Teknologi penampisan obat pada intinya adalah ELISA yang dilakukan pada sebuah biochip yang dievaluasi pada sebuah penganalisis otomatis. Biochip adalah sebuah substrat solid yang mengandung sekumpulan tempat uji berukuran mikro. Tempat-tempat uji ini merupakan ekuivalen mini sumur cawan mikrotiter,dan setiap tempat uji memikili antibody pelapis yang berbeda serta bereaksi dengan obat berbeda. Manfaat utama biochip adalah bahwa dari sebuah sample tunggal. Ini sangat menghemat waktu uji dan hasilnya,dapat tercapai analisis dalam jumlah tinggi . selain itu, karena tingginya senstifitas teknologi susunan biochip,hanya diperlukan sample berukuran kecil.



E.     Analisis forensic lain yang menggunakan teknik serologis
            Biologi forensic adalah pemeriksaan barang barang bukti untuk mengidentifikasi pewarnaan cairan biologis. Ahli biologi forensic menganalisis bukti untuk mendeteksi keberadaan meteri biologis pada berbagai barang yang pada akhirnya menghubungkan tersangka dengan kejadian criminal. Banyak alat yang digunakan oleh ahli biologi forensic untuk mengidentifikasi pewarnaan biologis merupakan metode metode yang berdasarkan imunologi. Teknik teknik serologis ini membantu mendeteksi berbagai cairan biologis seperti darah, semen, dan saliva.
            Setelah cairan tubuh tertentu diidentidikasikan, cairan tubuh tersebut selanjutnya dikarakteristikkan dengan individu tertentu. Ini dapat dicapai melalui uji seologis tambahan seperti identifikasi spesies dan pemeriksaan golongan darah ABO. Hasil uji ini dapat menetapkan informasi invertigatif untuk petugas penegak hukum yang akan digunkan saat berupaya menyelesaikan masalah criminal.

1.      Darah
Merupakan cairan bilogis yang paling sering ditemui dalam peristiwa criminal. Banyak peristiwa criminal disertai oleh bukti darah, dan, oleh sebab itu, identifikasi darah dapat sangat penting untuk memecahkan masalah kejahatan seperti pembunuhan, penyerangan, dan perampokan. Uji serologis bersedia untuk mengonfirmasi terkait noda tersebut apakah merupakan darah berdasarkan adanya hemoglobin didalam sampel.

2.      Semen
Merupakan cairan biologis yang diproduksi oleh organ reproduksi pria.  Terutama terdiri dari cairan semen yang mencakup beberapa protein dan enzim yang di sekresi dari berbagai kelenjar. Contoh zat yang ditemukan dalam semen adalah albumin, asam fosfat, asam organic, semenogelin, dan antigen spesifik prostat. Semen dapat juga mngandung spermatozoa. Identifikasi semen dapat menjadi bagian penting terupama investigasi yang melibatkan penyerangan seksual.

3.      Saliva
Merupakan cairan biologis lain yang ditemukan dalam ilmu forensic. Zat yang dihasilkan oleh kelenjar parotis, submaksila, dan sublingual didalam mulut yang bertujuan untuk membantu pencernaan. Tipe kejahatan yang penting untuk identifikasi saliva adalah kasus pemerkosaan seksual. Saliva juga dapat ditemukan pada berbagai benda yang ditinggalkan di tempat kejadian perkara kejahatan atau dihubungkan dengan kejadian kehajatan.

4.      Masa depan
Ilmu forensic adalah bidang yang terus berkembang. Banyak riset baru baru ini dilakukan untuk meningkatkan metode uji yang dapat meningkatkan efisiensi, sensitifitas, dan sesifitas assay. Contoh antigen alternative yang sedang dievaluasi untuk mengkarakteristikan cairan bilogis adalah molekul molekul yang ditemukan didalam semen dan urine. Semenogelin adalah protein predominan yang ditemukan di dalam semen. Semenogelin terutama di produksi di vesikula seminalis dan berfungsi dalam koagulasi semen.

Sedangkan, ISO 9000: 2015 mendefinisikan bawha QC adalah bagian dari manajemen mutu yang difokuskan pada pemenuhan persyaratan mutu. Dengan kata lain, QC adalah suatu tahapan dalam metode pengujian yang dilakukan untuk mengevaluasi suatu aspek teknis pengujian. Oleh sebab itu, QC merupakan pengendalian, pemantauan, pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan bahwa sistem manajemen mutu berjalan dengan baik dan benar. Dari kedua definisi tersebut, jelas bahwa QC merupakan bagian dari QA sebagaimana dilustrasikan pada gambar dibawah. Penerapan QC/QA akan berjalan efektif apabila laboratorium menetapkan dan memelihara sistem manajemen mutu yang sesuai dengan jenis, ruang lingkup, dan volume kegiatan pengujian yang dilaksanakan.
Penerapan QC/QA dalam pengujian parameter kualitas lingkungan, bahwa QC merupakan pemenuhan segala sesuatu yang disyaratkan secara teknis oleh metode pengujian yang digunakan oleh analis laboratorium. Sedangkan QA merupakan evaluasi menyeluruh oleh penyelia dan manajer teknis atau pihak luar yang independen terhadap data hasil pengujian yang diperoleh. Tabel dibawah ini memberikan ringkasan perbedaan QC/QA di laboratorium lingkungan.

Jaminan mutu (QA)
Pengendalian Mutu (QC)
Validasi atau verifikasi metode pengujian yang terencana sehingga penerapan metode pengujian sesuai persyaratan tertentu untuk suatu maksud khusus dipenuhi
Aktifitas rutin analis laboratorium dalam menerapkan tahapan teknis metode pengujian parameter kualitas lingkungan, sehingga sasaran mutu dan hasil pengujian memnuhi batar keberteriman dengan meminimalkan ketidaksesuaian atau biasa yang terjadi. Pemenuhan persyaratan teknis, meliputi antara lain:
a)      Kompetensi analis;
b)      sejarah dan integritas sampel;
c)      perlakuan awal, preparasi dan pengujian sampel;
d)     blanko laboratorium/blanko metode;
e)      dekontaminasi peralatan gelas;
f)       kalibrasi peralatan pengukuran;
g)      aquades, bahan kimia dan bahan acuan bersetifikat;
h)      kondisi akomodasi dan lingkungan pengujian;
i)        akurasi dan presisis hasil pengujian;
j)        keterlusuran pengukuran;
k)      angka penting dan tidak kepastian;
l)        pelaporan hasil;
m)    pemeliharaan rekaman data.
Data pengujian yang dihasilkan oleh analis diverifikasi oleh penyelia dan di validasi oleh manager teknis untuk memastikan mutu data memenuhi persyartan serta tujuan yang dimaksud
Audit internal oleh manager mutu da kaji ulang menejemen oleh manager puncak dilakukan untuk mematikan tahapan pengujian dan hasil yang dilaporkan telah memenuhi kesesuaian secara teknis pemenuhan system menejemen mutu terdokumentasi
Uji prodisiensi dilakukan oleh penyelenggara yang berkompeten untuk mengevaluasi kinerja laboratorium dalam menerapkan metode pengujian parameter kulitas lingkungan
Asesmen oleh badan akreditasi untuk mengetahui kompetensi laboratorium dalam melakukan pengujian parameter kualitas lingkungan baik secara teknis maupun menejemen mutu

F.      Keamanan Laboratorium Dasar
1.      Perlengkapan keamanan
Perlengkapan keamanan sangat beragam dan dapat mencakup peralatan laboratorium standar seperti label peringatan,containment hoods, shower emergensi,pencuci mata, perlengkapan pertolongan pertama, wadah pembuangan sampah, dan perlengkapan perlindungan personal. Label peringatan adalah bentuk perlengkapan keamanan yang paling dasar, label ini sangat penting dalam mengidentifikasi kemungkinan bahaya dan dapat ditemukan di pintu laboratorium,perlengkapan, wadah zat kimia,sample biologis dan materi radioaktif.
Poster keamanan dibedakan berdasarkan keberadaan dan sifat bahaya yang dapat ditemui dalam laboratorium tertentu. Istilah peringatan menarik perhatian terhadap informasi di bawahnya mengenai tipe bahaya di laboratorium dan poster tersebut juga berisi wajik national fire protection association (NFPA)
Wajik ini menunjukkan resiko kesehatan (biru), resiko kebakaran (merah), resiko reaktifitas (kuning), dan resiko khusus (putih) masing-masing warna ini menunjukka tingkat resiko. Tana ini juga memberikan informasi tentang siapa yang harus dihubungi jika terjadi kegawatan atau masalah di dalam ruangan.
Containment hood dirancang untuk melindungi operator dari bahaya biologis atau kimia atau melindungi specimen tertentu dari kontaminasi. OSHA (Occupational Safety and Healty Administration) mendefinisikan chemical fume hood sebagai sebuah alat tertutup di kelima bagian sisinya. Area tertutup ini memiliki penutup parsial atau jendela sehingga pekerjaan dapat dilakukan  didalam hood dengan hanya lengan atau tangan teknisi yang berada di bagian dalam hood. Penanganan udara terpisah sehingga individu di dalam laboratorium tidak terpajan asap dari reagen di dalam hood.
Biological containment hoods disisi lain dapat digunakan untuk melindungi operator dan mencegah kontaminasi sample atau specimen tertentu. Melalui saringan HEPA  pada alat lembaran udara yang didorong dialirkan secara  konstan ke bagian bawah di lubang hood untuk mencegah masuknya atau keluarnya partikel yang terkontaminasi. Hood dirancang untuk hanya melindungi sample dari kontaminasi luar, bukan melindungi ruangan sample. Hood dapat di pertahankan dalam keadaan steril dengan menggunakan sinar ultraviolet  germisidal di bagian dalam hood, yang dimatikan ketika operator menangani spesimen.
Untuk menangani setiap kontaminasi pada operator termasuk tetesan yang besar pada seorang petugas laboratorium, pakaian yang dapat terbakar oleh zat kimia yang mudah terbakar atau terciprat kontaminan atau zat kimia ke mata operator.
Jenis perlengkapan keamanan lain mencakup wadah yang tepat untuk pembuangan bahan bahaya biologis, jarum dan spuit hipodermik, serta bahan kaca dan benda tajam. Jarum hipodermik dan spuit biasanya dibuang dalam wadah anti-tusuk yang dapat juga di sterilisasiikan dalam autoclave. Wadah ini dirancang dengan menggunakan lubang pada bagian atas wadah.
2.      Perlengkapan perlindungan personal
a.       Jas dan jubah laboratorium
Digunakan untuk mencegah operator dan pakaiannya terkontaminasi oleh specimen biologis (mis. Cairan tubuh termasuk darah, urine, saliva, dan eksresi), jas dan jubah laboratorium harus dikancingkan secara lengkap dan lebih baik kedap terhadap cairan  dan harus memiliki bagian lengan yang ketat, yang dapat dimasukkan dengan pas dalam sarung tangan.

b.      Sarung tangan
Penggunaan sarung tangan dengan benar memastikan keefektifannya dalam mencegah kontaminasi.sarung tangan harus terpasang dengan pas dan baik.

c.       Masker, goggle dan pelindung wajah
Dipergunakan untuk melindungi operator dari cipratan sampel biologis dan dari aerosol dan pathogen yang berpotensi ditularkan melalui udara. Perlengkapan pelindung tersebut dipakai ketika mamanipulasi setiap sampel biologis untuk mencegah kontaminasi mukosa di mulut,hidung, dan mata.

d.      Perawatan personals
Rambut panjang harus di ikat kebelakang untuk mengurangi risiko kontaminasi dengan cairan biologis atau zat kimia dan mengurangi risiko masuknya rambut ke dalam perlengkapan yang bergerak. Sepatu yang menutup jari kaki harus digunakan.

e.       Vaksinasi
Mengharuskan agar tenaga kerja laboratorium untuk mendapatkan vaksinasi hepatitis B, rubella,gondongan,campak, dan influenza.
G.    Prosedur keamanan dan tindakan kewaspadan universal
1.      Mencuci tangan
Tangan kita adalah salah satu alat kita yang paling serbaguna; dengan demikian, tangan dapat menjadi sumber, carrier, dan target kontaminasi. Oleh karena itu mencuci tangan adalah salah satu prosedur keamanan yang paling dasar dan juga efektif yang dapat dilakukan oleh operator.cara yang benar untuk mencuci tngan mencakup penggunaan banyak air hangat dan sabun. Air yang terlalu panas dapat merusak kulit dan meningkatkan resiko infeksi, sementara air yang terlalu dingin tidak efektif berinteraksi dengan sabun. APIC (association for professionals in infection control and epidemiology) CDC (centers for disease control and prevention) menawarkan panduan:
a.       Gunakan air hangat untuk mebasahi tangan
b.      Pakai sabun dan sebarkan keseluruh tangan
c.       Gosok tangan bersalaman selama 20 s, gosok semua permukaan dan bagian bawah kuku jari tangan dengan cukup tegas untuk menghasilkan friksi/gesekan.
d.      Bilas secara menyeluruh
e.       Keringkan dengan handuk
f.       Gunakan handuk untuk mematikan keran.










Bab 3
Penutup
A.    Kesimpulan
      Serologi forensik adalah cabang ilmu forensik yang menangani  Identifikasi  cairan tubuh dan zat asing di dalam tubuh melalui prosedur  imunologis. Immunoassay yang digunakan berdasarkan pada reaksi  yang terjadi antara antigen dan antibodi. Reaksi-reaksi ini memungkinkan ahli forensik mendeteksi keberadaan cairan tubuh seperti darah, semen, dan saliva pada barang bukti kejadian kriminal. Reaksi tersebut juga memungkinkan identifikasi berbagai obat dan biru di dalam spesimen yang dikumpulkan dari korban dan tersangka yang terlibat dalam tindak kriminal.
      Selain itu banyak beberapa aspek yang perlu diketahui pada serologi forensik antara lain :
1.   Penapisan obat dengan menggunakan teknik serologi
2.   Analisis forensic lain menggunakan teknik serologis 
3.   Keamanan laboratorium dasar
4.   Prosedur keamanan dan tindakan kewaspadaan universal

B.     Saran
      Dalam serologi forensik mengetahui aspek-aspek yang ada dan memahami mengenai serologi sangatlah penting agar mendapatkan hasil pemeriksaan yang memuaskan dan tidak mendapat hasil tes yang salah. Ketelitian sangatlah diperlukan agar mengurangi resiko terjadinya kesalahan pada saat melakukan pemeriksaan.


Daftar Pustaka

Htttp://id.wikipedia.org/imunoserologi.
 Budiyanto, Arif, dkk. Ilmu kedokteran forensik. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997.
Lavy. E, Goldberger. D, Friedman and Steinberg. D. Ph Values and Mineral Content of Saliva in Different Breeds of Dogs. Israel Journal of Veterinary Medicine, Vol.67. December 2012.
Forensic Serology, Available At Www.Nlada.Org. Diakses tanggal 25 November 2014.